Puisi Kompetisi Musim Hujan Karya Hasan Aspahani

DI kursi goyang, bersama encok di pinggang dan
usia tua: waktu yang dikalkulasi seperti cicilan utang,
dikenangnya saat-saat main bola bersama hujan.

Anak-anak yang telanjang, -- hujan yang telanjang,
telah sempurna menerjemahkan arti kegembiraan:

bola basah biarlah, nasib bergulir tak pasti biarlah,
tubuh basah biarlah, kehangatan rumah menunggu biarlah,
hati basah biarlah, keriangan luruh tumpah biarlah,
kaki basah biarlah, lumpur melumuri biarlah.

Di kursi goyang, bersama gemetar di lutut dan
mata tua: terlalu banyak bayang menghalangi pandang,
disiapkannya hati mendengar tiupan peluit panjang.

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama