Hari demi hari meninggal, usia bertambah dewasa
Tahu makna hidup mengurai senyum, hianat manusia
Alangkah lapang dada yang mau menerima. Segala derita
Hanya cobaan belaka
Hari demi hari kembali datang, usia kian tua
Tahu makna hidup saling berbantahan, hilang percaya
Ada manusia cukup lapang dada. Timbunan azab
Menantang segala ancaman
Duh, hari-hariku yang telah berangkat, selamat jalan saja!
Dari tingkap yang membuka langit ke dunia ini, kutahu
Sahadat tak punya agama. Makin tua
Manusia kian hilang setia
Mari hari-hariku yang kan tiba, kuraihkan tanganku sayang
Kupentangkan daun pintu kehidupan, selamat datang!
(1957)
Sumber: Surat Cinta Enday Rasidin (1960).
Tahu makna hidup mengurai senyum, hianat manusia
Alangkah lapang dada yang mau menerima. Segala derita
Hanya cobaan belaka
Hari demi hari kembali datang, usia kian tua
Tahu makna hidup saling berbantahan, hilang percaya
Ada manusia cukup lapang dada. Timbunan azab
Menantang segala ancaman
Duh, hari-hariku yang telah berangkat, selamat jalan saja!
Dari tingkap yang membuka langit ke dunia ini, kutahu
Sahadat tak punya agama. Makin tua
Manusia kian hilang setia
Mari hari-hariku yang kan tiba, kuraihkan tanganku sayang
Kupentangkan daun pintu kehidupan, selamat datang!
(1957)
Sumber: Surat Cinta Enday Rasidin (1960).