Seperti balam dalam sangkar tidak merdeka
Engkau dipagar adat lembaga, dara kesuma,
Betapa hati tidak masgul, sedang sengketa
Melihat engkau dipandang benda tidak bersukma
Dari dahulu aku selalu menyangka terbit
Bintang kejora gilang-gemilang pada langitmu
Aduh, jalan merdeka kepadamu rasa sempit,
Tidak berani melintang pair, berjuang maju.
Dalam lingkungan adat lembaga jiwamu layu
Tidak tumbuh menurut pikiran badan sendiri.
Tidak boleh menurut hajat, ditimbulkan cinta.
O, balam tawanan lihat burung di puncak kayu.
Bernyanyi riang, berlompat-lompat, bersuka diri.
Kebebasan jiwa, kelepasan badan, itulah cinta.
Sumber: Puspa Mega (1927).
Engkau dipagar adat lembaga, dara kesuma,
Betapa hati tidak masgul, sedang sengketa
Melihat engkau dipandang benda tidak bersukma
Dari dahulu aku selalu menyangka terbit
Bintang kejora gilang-gemilang pada langitmu
Aduh, jalan merdeka kepadamu rasa sempit,
Tidak berani melintang pair, berjuang maju.
Dalam lingkungan adat lembaga jiwamu layu
Tidak tumbuh menurut pikiran badan sendiri.
Tidak boleh menurut hajat, ditimbulkan cinta.
O, balam tawanan lihat burung di puncak kayu.
Bernyanyi riang, berlompat-lompat, bersuka diri.
Kebebasan jiwa, kelepasan badan, itulah cinta.
Sumber: Puspa Mega (1927).