Puisi Sejak Kini Karya Sapardi Djoko Damono

Kita tidak lagi berhak mengucapkan apa pun sejak cuaca
yang kalut ini nyata-nyata bermuara di mulut.
Kata yang tumbuh dalam diri kita yang subur dalam denyut
jantung dan serabut urat darah di otak kita telah disihir menjadi
warna-warni angin dan semerbak api dan suara lebam yang
memadamkan hujan.
Dua ganjil yang tumbuh dari bayang-bayang ribut-ribut ini tak
juga bisa kita kibaskan.
Lidah kita mencecap tiga butir pasir dan setetes air.


Sumber: Buku Babad Batu.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama