Puisi Sejak Kini Karya Sapardi Djoko Damono

Kita tidak lagi berhak mengucapkan apa pun sejak cuaca
yang kalut ini nyata-nyata bermuara di mulut.
Kata yang tumbuh dalam diri kita yang subur dalam denyut
jantung dan serabut urat darah di otak kita telah disihir menjadi
warna-warni angin dan semerbak api dan suara lebam yang
memadamkan hujan.
Dua ganjil yang tumbuh dari bayang-bayang ribut-ribut ini tak
juga bisa kita kibaskan.
Lidah kita mencecap tiga butir pasir dan setetes air.


Sumber: Buku Babad Batu.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama