Puisi Tamu Misterius Karya Afrizal Malna

Sayang sekali puisi ini telah dihapus ketika aku akan
membacanya. Seperti udara lembab yang menarik lenganku
untuk memegang yang akan jatuh. Ada apa dengan menghapus?
Lem, gunting, benang yang membuat bayangan tentang kawat
berduri. Aku menghapus kata hapus dari dokumentasi, seperti
keluar dari kawat berduri itu. kembali ke lem, gunting, benang
dari setiap kata untuk menyembunyikannya, menghilangkan dan
menghapusnya sekali lagi. Dan sebuah ketukan tak pernah
terhapus

Tamu itu menduga aku tidak memiliki kursi untuk mati, jika
tidak memiliki lantai untuk hidup. Menunggu. Ditunggu. Janji
jam tujuh malam. Ia suguhkan kata penghapus dari sebuah toko
buku kepada tamunya, seperti bayangan yang terlepas dari
tempatnya. Kamu tamuku yang aku tunggu dari kesalahan
mengetik kata hapus dari sebuah cerita tentang pagi hari
yang cerah. Kau sudah tidak sempat lagi merapikan yang tidak
bisa lagi dihapus, setelah puisi ini. penghapusnya membuat jam
5 sore, tembus hingga tak terlihat lagi kekosongannya



Sumber: "Koran Tempo", 25 Maret 2012.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama