Puisi Surat Dari Biji Kopi Karya Afrizal Malna

Bau kopi keluar dari napasnya, seperti jalan lurus yang bagian belakangnya menghilang. Ia duduk di bagian belakang dari bau kopi itu. Biji-biji kopi itu membuatnya ingin bergerak, antara air yang mendidih dan suhu yang tak terukur dalam pikirannya.

Bau kopi ini untukmu menangis, dan membiarkan kenangan membuat bingkai-bingkainya sendiri pada sisa kopi di dasar cangkirnya. Dan ia kembali duduk di bagian belakang bau kopi, sisa hangat antara pahit dan manis di lidahnya.

“Cinta”, dia seperti ingin jatuh, telungkup dan menggenggam semua yang berjatuhan dari biji-biji kopi. Kapal-kapal yang bergerak sendiri mencari bau kopi, kuburan petani kopi, cerita yang saling mengunjungi dan menghapus pasir di pantai. Bau itu mengikatnya lebih dalam dari semua yang mengabur di depannya, dari semua yang menghilang di belakangnya.

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama