Puisi Sepasang Mata Jendela Karya Muhamad Haekal Fikri

Kita sepasang mata jendela
menatap pohon dan daun-daun
di halaman taman tanpa hujan
bunga yang gelagapnya ragu untuk tumbuh sekali lagi
kau pernah menanamnya berkali-kali di sekujur tubuh sendiri.

Pada sore hari,
sayup mata angin memberi isyarat nadi kecil di pergelangan
"mengapa kau kepal" tanyaku.
Di beranda udara dingin di bawah bebatuan
mengecup dua cangkir teh hangat.

Sepasang matamu menguap
sudah berapa waktu
hujan pun turun
satu demi satu.

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama