Puisi Percakapan Seusai Makan Karya Ags. Arya Dipayana

“Suatu kali ingin kukenangkan kembali semerbakmu.”
Ia menangkupkan sendok dan garpu di atas piringnya.
Waktu makan telah usai dan ia tak ingin perduli pada lapar
yang tak berhenti menuntut itu.

Satu porsi ayam kuluyuk dan bihun goreng telah tandas
di tempatnya. Lalu seperti biasa: yang manis, yang asin,
yang gurih dan yang tak ternamai berkelin dan masuk
ke rongga mulutnya: menyisakan jejak rasa.


“Sengaja kutinggalkan tanda-tanda agar dapat kau
kenali jalan menujuku, setiap kali kau disapa rindu.”
Tidak. Aku pejalan sejati, senantiasa pergi.
Tapi boleh kau percaya, semerbakmu abadi.



Sumber: "Kompas", Minggu 19 Juni 2005.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama