Puisi Kwatrin-Kwatrin Pagi di Bali Karya Linus Suryadi A.G.

(1)
Matahari bangkit di laut Jawa
Wahai! Matahari siapa pula?
Baru kemarin ia tenggelam di lepas Kuta
Sambil meliak-liukkan pohon-pohon kelapa

(2)
Mula-mula fajar cerah dingin di tanah
Membagikan uapnya ke pasir yang ramah
Tapi pantai belum terjamah kaki resah
Bocah bermain dan para turis yang singgah

(3)
Semalam laut mencucikan pantai riam
Kutahu, bangkai ayam & bunga korban
Tapi bau amis sampan & jala para nelayan
Tertambat di pasir. Angin mengusir ke pegunungan

(4)
Kau menguap melepaskan sisa kantuk
Pada riak-riak kecil air yang lengang
Kau merentak sia-sia. Kau gapai langit utara
Di batas matahari berkain sarung lurik-jingga

(5)
Merentang tangan ke laut yang terbuka
Tertangkap kepenuhan hidup dalam rasa
Tapi tak kita tahu, pisau-sunyi terbawa
Kelak, ia menggoresi tulang-tulang iga hampa
(Kadisobo, 25 April 1987)



Sumber: "Rumah Panggung", Nusa Indah, Ende, 1988.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama