Bocah, yang menari di bawah naung kelapa sawitku
Kenapa tak mesti kutiup seruling
agar dedaun rampak kembang menyeramak dirimu
agar rerumput mematut getar pita-pita
Bocah, yang menari di sejuk nafas tamanku
Alangkah ramah ulah jemarimu halus
tertumpu atas kemurnian tulus
Dadamu emas menghampar terbuka
dengan jantung lembut berketik
seirama gerak tangan dan kaki-kaki alit
Bila angin menghembus semerbak wangi
syahdu penuh membelai tubuhmu
O kemurnian indah! Betapa padu di kehadiran
saat ketulusan memusat di titik mesra
Bocah, yang menari di sejuk naung kelapasawitku
Kenapa tak mesti kutarik kidung bagimu
sebab kejujuran padamu, bebas
mengigal di rengkuhan alam
Sedang haru meraih daku
Meraih daku, menyatu dengan ketulusanmu
Sumber: Kidung Keramahan lewat Angkatan 66 (Pustaka Jaya, 1968).
Kenapa tak mesti kutiup seruling
agar dedaun rampak kembang menyeramak dirimu
agar rerumput mematut getar pita-pita
Bocah, yang menari di sejuk nafas tamanku
Alangkah ramah ulah jemarimu halus
tertumpu atas kemurnian tulus
Dadamu emas menghampar terbuka
dengan jantung lembut berketik
seirama gerak tangan dan kaki-kaki alit
Bila angin menghembus semerbak wangi
syahdu penuh membelai tubuhmu
O kemurnian indah! Betapa padu di kehadiran
saat ketulusan memusat di titik mesra
Bocah, yang menari di sejuk naung kelapasawitku
Kenapa tak mesti kutarik kidung bagimu
sebab kejujuran padamu, bebas
mengigal di rengkuhan alam
Sedang haru meraih daku
Meraih daku, menyatu dengan ketulusanmu
Sumber: Kidung Keramahan lewat Angkatan 66 (Pustaka Jaya, 1968).