Puisi Hujan Bulan Mei Karya Beni Guntarman

takdir basah di bulan Mei, tangisan awan lebam menyapa
mendung tebal di langit, suara petir dan guruh bersahutan
hujan lebat menyiram bumi, memercik kaca jendela kusam
engkau menatapnya, begitu mendalam, mata berkaca-kaca

hujan lebat berjatuhan, angin bulan Mei bising bertandang
lekat dan dalam tatapanmu pada butir-butir tangisan awan
gemeretak suara hujan seakan-akan menyihirmu, mematung
kau, rindu bumi lepas dari tindas kemarau yang membakar

hujan membuka pintu kenangan yang lama terkunci rapat
percikannya di kaca seakan bercerita kepada kusen jendela
tentang ketabahan hati laut, tentang sunyimu di dalamnya

menatapmu, aku bagaikan camar yang menduga-duga laut
mereka-reka letak pantainya, meraba-raba kedalamannya
menduga gejolak arus bawah yang bergolak di palungnya!?

(Batam, 2016)



Sumber: Jendela Sastra 2016.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama