Puisi Gundah Karya Destuma

Sore itu...
Kumenunjuk, merenung... seperti biasa
Kucatat semua duka dan derita hari ini
Kemudian...
Kamu hadir... dalam kesendirianku
lalu kamu bertanya
“Bagaimana kalau kau buang duka dan derita itu?”
Kukulum senyum sebagai jawaban
Tidak, kawan...
Aku akan lebih menderita bila tanpa duka dan derita
Karena duka dan derita adalah petunjuk
Untuk kutemui Tuhan
Barangkali...
Bila aku tak punya duka
Tuhan bukan lagi milikku
Tuhan bukan lagi kekasihku... yang setia
Tapi...
Karena ada duka
Tuhan telah ada dalam alam hatiku



Sumber: Majalah SMA 1 Ngawi “Bhaskara” tahun 1992.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama