Puisi Di Sebuah Halte Bis Karya Sapardi Djoko Damono

Hujan tengah malam membimbingmu ke sebuah halte bis dan membaringkanmu di sana.
Kau memang tak pernah berumah, dan hujan tua itu kedengaran terengah batuk-batuk dan tampak putih.
Pagi harinya anak-anak sekolah yang menunggu di halte bis itu melihat bekas-bekas darah dan mencium bau busuk.
Bis tak kunjung datang.
Anak-anak tak pernah bisa sabar menunggu.
Mereka menjadi kesal dan, bagai para pemabok, berjalan sempoyongan sambil melempar-lemparkan buku dan menjerit-jerit menyebut-nyebut namamu.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama