Puisi Di Antara 2020 Karya Fiersa Besari

Ketika 2020 datang, aku menyambutnya dengan penuh suka cita.
Tahun cantik,ucapku pada diri sendiri.
Tidak sabar dengan kejutan apa yang menantiku di sela-sela bulannya.
Kurasa, aku tidak sendiri.
Lihat mereka.
Kepala keluarga bekerja lebih giat.
Kekasih bersiap menikah.
Anak-anak muda bergegas menggapai mimpi.
Kita semua menaruh harapan besar.
Sampai kita lupa,
semakin besar kita menaruh harapan,
semakin sakit ketika harapan kita dihancurkan.
2020 mengambil banyak hal:
Uang, waktu, rasa aman, impian.
Dan yang terpahit,
2020 juga merenggut orang-orang yang kita sayangi.
Kita jadi penakut, teramat takut.
Kita yang biasa dinamis,
terpaksa diam di rumah.
Kita yang biasa bersenda gurau sembari ngopi,
terpaksa berkomunikasi jarak jauh.
Kita yang sedang semangat-semangatnya berbisnis,
terpaksa gulung tikar.
Kita yang harusnya berkarya,
seolah tak memiliki lagi ruang gerak.
Kita yang biasa berpelukan saat gundah,
kini hanya mampu mengucap sayang di telepon.
Tiba-tiba, hal-hal kecil jadi terasa besar.
Dan hal-hal besar jadi terasa kecil.
Aku sempat berpikir,
karena ini baru setengah jalan,
apa tidak sebaiknya kita tukar saja 2020
dengan versi yang di dalamnya masih ada orang-orang
yang tidak seharusnya berpulang?
Yang kita tidak perlu merasa takut setiap harinya.
Bodoh.
Waktu tidak berjalan mundur.
Tidak semua luka kembali sembuh.
Tidak semua pergi kembali pulang.
2020 membawa begitu banyak petaka,
sampai kita lupa bahwa selama petaka,
ada banyak orang baik yang tidak membiarkanmu berjalan sendirian;
Orang baik yang membantumu memungut harapan yang telah hancur,
lalu kembali mengelemnya puing demi puing.
Bersama-sama.
Hingga harapan itu kembali tumbuh, kuat,
sebagaimana kita menguatkan satu sama lain.
Aku selalu percaya,
setelah badai yang hebat,
akan datang langit yang cerah.
Dan tidak, tidak.
Seberes badai, semua yang hancur tidak begitu saja kembali pulih.
Ada banyak yang perlu kita perbaiki.
Tapi, kita pasti bisa.
Kita manusia.
Kita selalu punya cara untuk bertahan hidup.
Tidak perlu selamanya.
Kau hanya perlu berjanji padaku,
kau akan ada di sini esok hari.
2020 belum selesai,
begitu pula kebaikan yang ada dalam hidup kita.
Bertahanlah...

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama