layang-layang yang kau lepas, bermain dengan angin
“aku ingin mengembara jauh, tinggi sekali!”
tapi tali di kumparan engkau pegang mati, matamu menerobos angkasa
menikmati kegelisahan dalam tariannya
anganmu
tergantung di belahan awan, di atas layang-layang; angin berkeringat
memuai di panas matahari, berbusa kelat
bila senja, layang-layangmu turun, angin bergelung, di antara bingkainya
anganmu membujur di dada mendung; menunggu malam
menatap jalan purnama, dari dua arah yang berbeda
dan malam, hanya mimpi
hanyut di sungai waktu
matamu tersangkut di angan angin
beku di balik langit, pasi dan dingin.
(Beranda Malam; 11)
“aku ingin mengembara jauh, tinggi sekali!”
tapi tali di kumparan engkau pegang mati, matamu menerobos angkasa
menikmati kegelisahan dalam tariannya
anganmu
tergantung di belahan awan, di atas layang-layang; angin berkeringat
memuai di panas matahari, berbusa kelat
bila senja, layang-layangmu turun, angin bergelung, di antara bingkainya
anganmu membujur di dada mendung; menunggu malam
menatap jalan purnama, dari dua arah yang berbeda
dan malam, hanya mimpi
hanyut di sungai waktu
matamu tersangkut di angan angin
beku di balik langit, pasi dan dingin.
(Beranda Malam; 11)