Cerpen Laila Karya Putu Wijaya
Menangis tidak selamanya tanda kelemahan. Tapi istri saya tidak bisa menafsirkan lain, ketika melihat kucur air mata Laila. …
Menangis tidak selamanya tanda kelemahan. Tapi istri saya tidak bisa menafsirkan lain, ketika melihat kucur air mata Laila. …
Menembus waktu dengan menunggang sebuah film tua, adalah danau yang lebih biru dari lautan, di situ angin berisik di atas p…
Kunyanyikan lagu ini, meskipun tak ada yang peduli, biarpun semua orang sudah tuli. Aku dengar, bayi-bayi menjerit di mala…
Di dalam mimpiku ada raksasa Taringnya sebesar pohon kelapa Kepalanya gundul sekeras baja Dari Mulutnya menyembur kata - ka…
Kulihat malam begitu dalam Dan angin berdesah bimbang Aku pun tertegun sebelum melangkah Masihkah kau simpan perasaan sayan…
Seorang perempuan muda bertanya kepada ibunya. ”Ibu, lelaki sejati itu seperti apa?” Ibunya terkejut. Ia memandang takjub…
Aku menunggu setengah jam sampai toko bunga itu buka. Tapi satu jam kemudian aku belum berhasil memilih. Tak ada yang manta…