untuk satu dolar dia senyum
amoi genit memeluk roti
untuk satu dolar dia dicium
kapal masuk rindu kelasi
pecah pajar
amoi ke pantai
dada berombak tangis membuih
ditepis perahu dari pabrik
dari jalan-raya, lorong tangga-batu
kadang mereda sayap elang hinggap
kadang gelisah lampu-kota
ditampung gelap
tembus peluit ke tepi langit
amoi tegak atas ombak
geliting jalang perempuan pedagang gelap
amoi gelak di geladak
o, kapal terpulau asing
di teluk gemerlap permata
perahu-mesintempel bagai silangsiur ikan
berbalasan kecipak air dan kilau
sentuhan cahya timbul hilang
menyibak duka
menyibak dahaga
menyibak paksa
rambut angin utara membulir mukanya
amoi loncat dari perahu ke perahu
terima kasih, baik hati...............
ai banyak tengok orang jahat
satu dolar bukan ai punya
tapi singa lapar, centeng, mata-mata
pecah pajar amoi ke pantai
di atas ombak dia tegak
antara geladak dan gedung meluap harap
untuk satu dolar
untuk satu dolar
di tangannya roti
di tangannya taigigi
di tangannya juga binar hati
(Singapura, 15 Juni 1956)
Sumber: Yang Tak Terbungkamkan (1959).
amoi genit memeluk roti
untuk satu dolar dia dicium
kapal masuk rindu kelasi
pecah pajar
amoi ke pantai
dada berombak tangis membuih
ditepis perahu dari pabrik
dari jalan-raya, lorong tangga-batu
kadang mereda sayap elang hinggap
kadang gelisah lampu-kota
ditampung gelap
tembus peluit ke tepi langit
amoi tegak atas ombak
geliting jalang perempuan pedagang gelap
amoi gelak di geladak
o, kapal terpulau asing
di teluk gemerlap permata
perahu-mesintempel bagai silangsiur ikan
berbalasan kecipak air dan kilau
sentuhan cahya timbul hilang
menyibak duka
menyibak dahaga
menyibak paksa
rambut angin utara membulir mukanya
amoi loncat dari perahu ke perahu
terima kasih, baik hati...............
ai banyak tengok orang jahat
satu dolar bukan ai punya
tapi singa lapar, centeng, mata-mata
pecah pajar amoi ke pantai
di atas ombak dia tegak
antara geladak dan gedung meluap harap
untuk satu dolar
untuk satu dolar
di tangannya roti
di tangannya taigigi
di tangannya juga binar hati
(Singapura, 15 Juni 1956)
Sumber: Yang Tak Terbungkamkan (1959).
