Puisi Ibukotaku Sayang Karya Agam Wispi

buat H.

mau koyak dada
oleh cahaya terang itu
cahaya menang

rerak gelisahku di kaca jendela
deru kereta memburu sepi luaran
ramainya gubuk bertebar melumpuhkan dusta
karena kenyataan ini telah berkata:
petani memancangkan sekeping papan partainya
jembatan dari desa ke desa
menjurus lurus mewarnai kerja

aku melihat
lagu dan cahya
basah di wajah teman-teman

kereta ini
jalan kencang
setasiun-setasiun kecil
ditinggalkan

(Ekspres Surabaya-Jakarta, 11 Maret 1957)



Sumber: Yang Tak Terbungkamkan (1959).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama