Puisi Harapan Karya Surya Adhi

Tadi pagi, setelah mendoakan ibu dan juga bapak, aku turut mengikhlaskan beberapa harapan yang dulu pernah disemogakan. Baik itu harapan kecil maupun harapan besar.

Sadar diri, jadi alasan dalam pikiran. Selepas kehilangan yang begitu hebat, harapan-harapan lama juga harus dilepaskan meskipun berat. Tak akan pernah bisa ditunaikan, dan waktu tak bisa dikembalikan, pikirku juga waktu itu.

Kita memang bisa berencana, tapi sekali lagi takdir Tuhan yang menentukannya. Sehebat apapun kita merencanakannya, rencana Tuhan tetap yang terbaik atas segalanya.

“Sesuatu yang tak kamu sukai, bisa jadi itu baik bagimu. Sedangkan yang kamu sukai, bisa jadi tak baik bagimu”, sabda-Nya (Al-Baqarah ayat 216).

Dan aku yakin saat ini Tuhan sedang menyiapkan rencana terbaiknya. Bukankah Tuhan lebih tahu mana yang baik dan juga tidak bagi umatnya, sekalipun ia seorang pendosa?

Tuhan, maaf bila kemarin-kemarin harapanku terlalu berlebihan. Mulai sekarang, harapanku cukup sedikit dan sederhana saja. Namun, walaupun aku tak lagi banyak berharap, aku akan tetap berusaha sebanyak-banyaknya.


Sumber: "NgeShare - Sekadar Puisi Tentang Harapan", https://www.suryadhi.web.id/2024/04/ngeshare-sekadar-puisi-tentang-harapan.html.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama