Puisi Pengungsi Karya Asrul Sani

Tuhan: aku telah lihat
bagaimana kebesaran lari dari lidah api.
Sebagai suatu cahaya tenggelam.
dalam ngangaan malam.
Pacukanlah lebih lekas ini
angin musim kemarau,
Supaya pengungsiku tiada lagi menderita.
Pengungsi dari kasih dan kebenaran.

Janganlah kenang, mereka hanya bisa
angkat takbir, berdoa dan puasa bulan Ramadhan.
Karena mereka manusia lengang,
Siapa lengang,
Akan berdoa karena lengang.

Biarlah aku cintai mereka sebagai kenangan
kenangan tangis
kenangan melur
Kami telah pilih bencana sebagai kerja,
dan ini hanya berakhir dengan rana,
Tutuplah segala rana, berlupalah segala rana,
Dan selamatkanlah pengungsiku pulang ke istana.

(Februari, 1949)


Sumber: Mantera (1975).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama