Puisi Sebelum Pesawat Mendarat Karya Hasan Aspahani

KITA mendengarkan, pemberitahuan yang rutin itu: ketinggian
jelajah, kecepatan tempuh, tabiat cuaca, jangkau jarak pandang,
sabuk pengaman yang harus diketatkan, dan waktu yang harus atau
tak harus disesuaikan.

Kita menenteramkan, cemas yang rutin itu: bagaimana kita akan
saling menyapa dan bertanya soal kabar, peluk rapuh di ruang
kedatangan, salat yang amat terlambat di musala bandara, dan tiket
kepulangan yang sudah harus dipastikan lagi.

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama