Puisi Dua Telepon Berselisih Sekian Menit Karya Hasan Aspahani

(1)

“AKU mau pergi melamar kekasihku,” kata Adikku,
aku bayangkan dia sedang mengepas songkok.
Ibu mengetatkan gulungan sarung samarinda.
Adikku menyebut nama kekasihnya. “Kau ingat kan, Kanda?
Aku pernah bercerita betapa cerah cahaya di matanya?”

(2)

“AKU akan dilamar oleh lelaki pilihan ibuku,” kata Kekasihku.

Apa yang harus kubayangkan dari kalimat itu, wahai kalian
yang membaca sajakku?

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama