Puisi Apakah Penguasa di Kotamu Suka Memperdagangkan Kekuasaannya? Karya Hasan Aspahani

DI kotaku mula-mula mereka adalah pendusta. Dan dusta mula-mula memang terasa murah dan mudah. Tapi, dusta adalah semacam hewan karnivora, memakan daging sendiri dan itu ongkosnya mahal sekali.

Mereka tak bisa berhenti. Dusta harus dibenarkan dengan dusta. Begitu seterusnya, mereka pun harus terus berdusta. Dari mana mereka menambal ongkosnya? Mula-mula dari harta rakyat yang diamanahkan pada mereka. Nanti, harta itupun tak akan cukup dan mulailah mereka berdagang. Mereka tak bisa berdagang sebenarnya. Mereka miskin, tak punya barang dan jasa, kecuali kekuasaan, dan mulailah mereka memperdagangkan apa yang mereka punya itu.

Mereka berlagak melayani rakyat. Mereka berlakon peduli pada rakyat. Mereka bertopeng senyum palsu, senyum yang paling ramah di khalayak rakyat. Padahal mereka sedang mengincar apa lagi yang tersisa pada rakyat yang bisa mereka minta, atau ambil dengan paksa.

Untuk semua itu, mereka membayarnya dengan dusta. Itulah satu-satunya yang paling lihai mereka perankan, sejak mereka mulai menipu kami, meminta agar kekuasaan dari kami diamanahkan pada mereka, kekuasaan yang kemudian mereka perdagangkan untuk mengongkosi dusta-dusta mereka, dan untuk mengatur strategi berdusta yang baru.

Ah, apakah kamu juga seperti kami? Kami, rakyat yang terlalu sering didustai.

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama