Puisi Aku Tersesat di Kamus Besarku Karya Hasan Aspahani

MULUTKU tak cukup besar untuk menelan seluruh kamus besarku
Para penyusun kamus besarku tidak selapar lidahku yang liar
Aku makan kata-kata yang mentah, yang busuk, yang mati, yang
pernah hilang, yang tak disukai, dan yang tak baik dan tak benar.

Kamus besarku disiapkan oleh para juru masak yang pintar
Mereka berdiam di ruang yang sejuk, dan berdebat dengan baik
dan benar, dengan bahasa buku baku di lidah yang penuh gelar.

Kamus besarku semakin lama semakin besar, mulutku semakin bego
Aku tak pernah diajari untuk mengunyah kata dengan baik dan benar
Lidahku lidah ular, yang fasih mendesis dan mengendus, tapi tak
dilatih untuk mengucapkan kata-kata serapan, dari bahasa asing,
bahasa yang hidup di kepalaku, di jalan-jalan kotaku, di televisiku,
di mana-mana, dan mereka terus-menerus memusuhiku.

Aku tersesat di kamus besarku dari kejaran bahasaku yang lapar
Jalan-jalan di kamus besarku melingkar, mengikat kaki-lidahku
Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, aku sedang ada di mana?
Kenapa tak ada aku, tak bisa kuucap diriku, dengan kamus besarku?

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama