Puisi Rumah Ibadah Karya Lucia Priandarini

Pada suatu sakit hati,
akhirnya kau pergi ke rumah ibadah,
ingin berobat dan bertobat,
santai melepas rantai.

Mencari Yang Maha,
juga pengikut-Nya yang penyayang,
pemaaf, pemberi,
pereda rasa benci, terutama pada diri sendiri.

Namun kau kecewa,
mimbar menjadi hambar,
pengeras suara menjadi pengeras huru hara,
sakitmu menjadi-jadi.

Rumah ibadah itu rupanya kini menjadi kantor segala
Hakim, penuntut umum, sutradara, bendahara.

Yang Maha tinggal kata.


Sumber: Instagram @puisiaran.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama