Puisi Ia Hanya Ingin Satu Karya Alizar Tanjung

;Kartini

bukan maksudku ingin menceritakan
atau mendebarkan ke seluruh alam
cerita gadis yang lama dimakan zaman,
mungkin saja dia sekarang
tulang belulang disenyap bumi
dan rambutnya tergerai peras di selah tanah

takkan tertaril oleh goresan
ke lubuk yang pasi
dia lah wanita, gadisku
yang berbuat dengan kehendak
tak tertarik oleh rembulan
di tengah ngiang awan
serapah malam ketika gendrang ditabuh perang
dan darahnya tumbuh subur
menggebur bumi, mengaliri sungai
tanpa berharap kelak kau harus mengingatku

gadis yang tak pernah lelah
dia lah jiwa, hanya ingin satu
“untuk anakku ada pusaka nusa bangsa dan cinta”
(Padang, 15 oktober 2008)


Sumber: "puisi untuk acara diskusi “Perpuisian Mutakhir Sumatra Barat” di Komunitas Seni Intro, Payakumbuh, pkl 4 sore hari Sabtu tgl 13 Juni 2009", https://kandangpadati.wordpress.com/2009/06/09/acara-diskusi-%e2%80%9cperpuisian-mutakhir-sumatra-barat-di-komunitas-seni-intro-payakumbuh-pkl-4-sore-hari-sabtu-tgl-13-juni-2009/#more-718.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama