Puisi Mula Batu 1 Karya Sapardi Djoko Damono

Sejak itu kita berjanji untuk beriman pada kata

sejak itu kita ciptakan dewa
yang tak pernah terpejam matanya
yang tak pernah tertutup telinganya
yang selalu menuding telunjuknya
yang memaksa kita mendengar dan mengucapkan
satu-satunya kata

sejak itu kita berjanji untuk beriman pada kata
agar ada yang mengawasi kita
ketika naik-turun bukit
ketika masuk-keluar gua

kita beri tanda pohon demi pohon
agar bisa kita tafsirkan padanannya
kita beri nama hewan-hewan
yang sejak mula berkerumun di sekitar
agar pada suatu hari kelak
ketika langit seperti debu arang
ketika terjadi banjir besar bisa mendengar gema syiar di hutan-
hutan dan sepasang demi sepasang dengan
patuh naik ke perahu
agar pada suatu saat yang sudah disiratkan mencapai
sebuah bukit yang sudah tersurat namanya

kita pun merentangkan jarak
kita pun merentangkan waktu
kita pun melipat jarak
kita pun memapatkan waktu
lalu kita bentur-benturkan keduanya agar bepercikan
warna dan berdenting suara dan kenangan dan cinta
dan remah-remah segala yang pernah keluar-masuk
mimpi kita
dan kita bentur-benturkan keduanya agar melesat kembali
dari kobaran api bersama sunyi-senyap-sepi yang
mulai rontok sayap-sayapnya

kita suratkan babad batu ini


Sumber: Buku Babad Batu.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama