Puisi Telepon Karya Muhammad Daffa

katakan padaku, kenapa tak kau angkat teleponku?

Seminggu semenjak datangnya kesibukan di kantormu, teleponmu juga ikut sibuk

Bersembunyi di antara riuh pegawai negeri yang bekerja seharian.

katakan tentang satu alasan sibukmu, dan teleponmu yang gemar menyembunyikan dering.

Karena aku ingin bicara dengan suaramu yang puisi.

Telepon genggamku juga dilanda sibuk yang tak kalah denganmu

Dia bisa mendadak bising oleh getar-getar panggil, seakan ada kota terbangun di jantungnya.

Aku membunuhnya sementara, bila ia sedang mengeluh tanpa jeda.

katakan padaku, alasan yang membuatmu betah dalam menunggu.

Nada dering yang cacat, atau ciumku yang singkat.
(2017)



Sumber: Lokomoteks, 2017.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama