Puisi Sembilu Karya Adri Sandra

kau sembunyikan sembilu itu di kulit bambu; batang penuh miang
gelenjot angin yang bertandang, gatal merambati daging dan tulang
tapi setiap daun-daun gemerisik, usia menajamkan matanya
“kau bauikah darah di balik leher itu?” tanya hari berbisik

suatu kali, sembilu itu mengelupas dari daging batang; mencium aroma tubuhmu
dan kau berdalih, darah di tubuhmu mengalir putih, memenuhi bumbung empedu
dan iapun menjengkal napas yang tersengal, menatap kilau leherku
ketika engkau bersembunyi di bongkahan tebal waktu

“o, begitu pedihkah hidup nestapa?”
ketika sembilu itu menyeka seluruh luka
tubuhku.
(Dangau: Malam Ngilu, 11)

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama