Puisi Seangkuh Apa Kau Menjulang Tak Lebih Seutas Bayang Karya Deknong Kemalawati

dengan rantai ia membiakkan kemarahan
tak ada pintu atau jendela
yang meluap hanya kolam
dan bola matanya seperti diserbu pasukan asap
memerah menjadi percik bara
sesuatu yang segera menyala

suara pelatuk di ujung kampung
wajah-wajah awan hitam bergulung-gulung
pasir yang membadaikan impian
mengurai ikatan rambut yang sangsai
diantaranya kuku serupa taring mencengkram
bahu-bahu kering terpatahkan

tiang cemara, sesuatu yang menjulang
sebagai penanda angin telah meranggas
warna abu-abu di pucuknya antara ada dan tiada
bergumamlah ia seolah laut membenamkan suara langit
terus, tumpahkan amarahmu
seangkuh apa kau menjulang tak lebih seutas bayang
(Banda Aceh, 23 Nov 2011)

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama