Puisi Sajak Yang Tersesat Karya Shinta Febriany

semula sajak ini hendak berkisah
perihal alismu yang tebal
aroma kretek yang tertinggal di bibirmu
yang membuatku betah mengulumnya.

sajak ini ingin sekali merekam tubuhmu
yang jangkung dan ranum
yang menderu ketika tersentuh jariku.

di kaki gunung merapi kala itu
bulan juli terasa lembap
kemurungan berkelebat cepat.

kau bilang
gelap hanya ada di malam hari
dan itu singkat, tak melukai.

seperti melihat film pendek
mungkin menyakiti mata tapi ringkas
tak melewati tiga puluh menit.

kau bilang
segala yang dapat menjelma kesedihan
mesti segera dipadamkan.

jangan biarkan ketel berbunyi panjang,
lekas matikan api.

kau kian lihai membelakangi kenyataan
tak ada masa silam dan masa depan
di peta hidupmu.

sajak ini tersesat
setelah kau menunjukkan
arah tetap hatimu.

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama