Puisi Penyulingan Darah Karya Adri Sandra

jurang dan tikungan dalam dirimu, runcing dan tajam
o negeri penuh debu
pesisir dan burung-burung laut yang lapar, kota-kota mati dari cahaya kegelapan
perahu-perahu tanpa kemudi, ombak sungsang di pinggiran karang
aku melihat segala yang bergerak dalam dirimu tanpa napas kehidupan

berpuluh musim
angin membuang jarak
dalam napas burung-burung gagak

kini kami berdiri di ujung tumitmu, memandang menara-menara hijau
dari kejauhan; pintu zaman tertutup
tak ada satu suarapun mengucapkan selamat pagi pada negeri
di bawah matahari abad ini, segalanya berlayar dengan perahu sendiri
tangan-tangan raksasa membangun kilang-kilang penyulingan darah
yang mereka sadap dari kehidupan bawah

berpuluh kejadian
memantul di cermin perjalanan
tanggal tinggal dalam buangan

“lihatlah! lumpur menggelegak
dataran negeri jadi danau belerang!”
suara itu mumbul; jadi asap, berjuta-juta suara telungkup
di jurang dan tikungan dalam dirimu
o negeri penuh debu

kami melihat bayang-bayang di bawah pepohonan mencakari tanah
memotong akar demi akar, menghisap sari kehidupan dari dagingnya
kemudian mereka memandang langit, memandang jalan-jalan bersimpang
kami melihat berjuta bayang-bayang melintasi pesisir
menaiki perahu dan bernyanyi di tengah gelombang dan aroma garam
“ke manakah mereka?”
suara itu mengapung
di dada udara yang gusung

di pulau-pulau yang terpecah mereka berpencar
ketika matahari naik dan cuaca berubah
mereka melihat tubuh-tubuh sendiri ditancapi api
pipa-pipa besi; darah mereka disuling di bawah musim yang sumbing
dan raksasa-raksasa itu meminumnya nikmat
dengan gelas-gelas kaca keramat

kami melihat bayang-bayang itu tersimpuh
saat senja; merah kilau di pucuk cemara
jurang dan tikungan dalam dirimu semakin dalam
o negeri penuh debu
malam ini bulan tak tampak
menyinari tanah dan lautmu, ibu.
(Beranda Sore: 11)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama