Puisi Meneer Perlente Karya Lou Cui Ceng

Kepada sekalian pembaca Dames, Heerem, oudste en jongste,
Di sini kita suguhken sairan getiteld “Meneer Perlente”.

Yang sehari-harinya berpakean precies als een Keizer,
Dengan kelakuan sombong als heeft een huis van ijzer.

Dia selalu hidup senang zonder hard te werken,
Maskipun dia punya utang kan niet di-reken.

Saban sore gaat hij met zijn fiets gerijden,
Tida perduli badan mesum nog niet gebaden.

Asal saja bisa lekas liat Ilandsche vrou loopen,
Omdat kalu bisa hij wil vlug te koopen.

Tapi, astaga, baru saja meer dan een jaar,
Marika punya utang semua kan niet membajar.

Sampe alle menschen zeggen, dia kliwat terlalu,
Omdat dia utang perlunya om te wandelen melulu.

Itu meneer sudah tentu word erg cilaka,
Omdat alle rentenieren tentu menjadi murka.

***

Yang terhormat tuan pembaca tuwa dan muda,
Saja harep sekalian jangan sampe berluda;
Kerna saja tidak masuk sekola Belanda,
Jika ini sairan salah harep dibisikin suda.



Sumber: “Penghibur Hati”, Panorama, 6 Juli 1927.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama