Puisi Lapindo, Hanya Suara Karya Adri Sandra

ambang kemarau, badai bersuling: laut dan gelombang
matahari terapung di belahan karang
dan di pulau yang jauh, cuaca mendidih, udara digulung awan putih

“panas sekali negeri ini, lumpur membersit dari perut bumi
musim melipatnya: ratap dan tangis berkayuh di permukaannya”

maka orang-orangpun berjalan, berangkat ke dusun-dusun pengungsian
mendirikan tenda disorot tajam mata gunung api
bila malam, bulan berenang sunyi: membuhul-buhul waktu
dari senja ke pagi

“kemarau tak mau habis, suara-suara tangis
di hadapan badai dan matahari”

dunia bersulang: demikianlah sejarah
tenggelam di rusuk pelangi
memintal negeri ini dalam warna-warna tak berupa
hanya suara! suara.
(Dangau, 11)

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama