Puisi Kutanam Benih Kutanam Pedih Karya A. Rahim Qahhar

Kutanam bibit kutanam benih
kutanam pedih kutanam sedih kutanam jerih kutanam risih
kutanam padi berhari-hari
kutanam budi berpanen duri

kutanam sirih rangkai berangkai
pupuk kukasih dihantam badai
ulah siapa ulah siapa

Kucangkul kurangkul tanah merdeka ini
begitu rentan mengusung beban
kusemai kubelai ranah sawah ini
bak perawan menyulam kelam
Kicau burung telah terkunci
saat pohon randu berkabung nyeri
menggemuruh guruh tengah hari
kilat melesat di ubun api
Kusimpan petir di relung dada
tak sempat bertanya kenapa
sang dara belum datang juga
mengantar cangkir dan bejana
barangkali rindunya terkapar
disandera

Kutanam bibit kutanam benih
kutanam luka kutanam noda kutanam duka kutanam dosa
kutanam ketan tumbuh ilalang
curah hujan terasa garam

kutanam cabai dekat pematang
belum kutuai banjir pun datang
ulah siapa ulah siapa
(Medan, 2802)

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama