Puisi Februari Karya Agfian Muntaha

Bisikan cinta tak pernah mereda, dia hanya menjauh, sehingga kita kadang tidak mendengarnya.
Bisikan cinta tak pernah bisa dimonopoli oleh satu orang, dia hanya mampir minum tanpa sempat kita sadari keindahannya.
Bisikan cinta tak pernah habis, dia hanya meminta kita untuk bersabar menunggunya kembali.
Cinta tak pernah menghianati kita.
Setiap orang memiliki bulan favoritnya.
Dan jika ada yang bertanya padaku, sudah pasti Februari adalah jawabnya.
Februari selalu menyisipkan kebahagiaan dalam kehadirannya.
Februari selalu membiarkan aku mematung tanpa berkata.
Februari dan segala keindahannya, memang sering membuatku berkaca-kaca.

Senja itu, bersama senyummu yang selalu terukir rapi di pikiranku.
Kamu, dan segala yang kucintai darimu datang, menawarkan minuman segar untuk dahaga rasa yang selama ini menyelimutiku.
Hatiku memang masih rusak.
Hatiku memang masih miskin.
Hatiku memang masih berbalut perban.
Tapi kamu dan senyumanmu, membuat hatiku mendadak sok kuat.

Senja itu, bersama kenangan darimu yang terlalu indah dan menyebalkan.
Kamu, dan berbagai macam impian yang kamu dengungkan, membangunkanku dari tidur panjangku.
Bersamamu, perasaanku tak lagi lemah.
Bersamamu, aku siap menggenggam dunia.
Bersamamu, kususun balok-balok kehidupan yang menjanjikan.
Bersamamu...
Segalanya mungkin.

Senja di Bulan Februari bersamamu.
Senja yang akan selalu kuingat.
Senja yang akan menjadi tempatku bergantung.
Senja yang akan mengantarkan kita ke tempat yang kita inginkan.
Biarkan Tuhan yang menentukan, dan kita tetap berjalan.
Tapi selalu ingat, tentang apa yang kita janjikan di senja bulan Februari kala itu.

Senja di Bulan Februari,
Saat semua ketidakmungkinan menjadi satu, dan begitu pula isi hati kita...
(Jogja, 2 Maret 2015)



Sumber: Wordpress 2016.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama