Puisi Daun-Daun Jatuh Karya Sapardi Djoko Damono

Daun-daun jatuh selembar demi selembar
kaupun tengah menyaksikannya lewat jendela
Mereka semua para tetangga kita, yang selalu mengangguk
setiap kita menyingkapkan tirai jendela;
barangkali pernah kukatakan sesuatu yang buruk
tentang nasib kita (tanpa kusengaja tentunya),
dan barangkali kaupun pernah mengeluh
tentang cuaca yang membuatmu batuk dan selesma,
pastilah mereka telah mendengar itu semuanya.
Pernah kaudengarkah mereka mempercakapkan kita?
Daun-daun jatuh selembar demi selembar
setelah terlampau banyak tahu tentang tingkah-laku manusia;
pastilah mereka saksikan bunga-bunga yang mekar dari cinta kita,
mereka dengarkan igauan-igauan selama kau tidur,
dan mereka cium mau busuk dari mimpi-mimpi kita.
Sapulah saja bangkai-bangkai itu
sebelum membusuk dan mengotori pekarangan rumah kita;
ketika angin keras menggoncang entah dari mana
daun-daun itu gugurlah sebab hanya bertumpu pada cuaca yang fana,
tetapi kita, sayangku
tetapi kita tetap mengeluh, tetap bermimpi, tetap mengigau
akan tetap bertahan sebab kita berjejak
pada Alam yang diluar raih tangan kita.
(1966)


Sumber: Horison, April 1967.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama