Puisi Dalam Bis Karya Floribertus Rahardi

angin dan langit bersatu di jendela bis
suhu merendah dan seorang ibu yang tua
terbatuk-batuk di depanku;
senja makin lama makin kekal rasanya
tikungan demi tikungan – tanjakan yang terjal
apakah artinya sebuah perjalanan?
hanya untuk memuaskan keinginan atau
sekedar menuruti langkah kaki yang tak
tentu ini?
akhirnya sama saja; mereka yang diam itu
atau yang hanyut dalam obrolan yang
mengasyikkan
sopir serta kondektur itu
menyerah pada sang waktu
betapa sepinya; mereka itu turun satu persatu
tanpa menoleh
tanpa bertanya ini atau itu
dan tak satu pun yang menegurku.
(Bogor, Januari ‘76)



Pernah dimuat di Harian Suara Karya, 6/2-‘76

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama