Puisi Ayah Karya Fithinia Mafti

Tiba suatu waktu keteguhan mulai terkikis oleh pedihnya rasa rindu
Tatkala kaki yang dulu mantap melangkah berbekal cita nan mulia, kini menuju arah sebaliknya
Menyerah tak kunjung jua, bertahan namun tak lagi mampu

Saat tubuh terbaring lelah dengan sejuta tanggung jawab
Saat hati bersenandung lirih merasakan pahitnya hidup di tanah rantau
Saat itu pula pesan Ayah terngiang dan kembali menguatkan

Tuhan,
Andai dapat kau kabulkan seuntai kata dari sebuah pengharapan
Tempatkan aku kembali di tengah surga yang sempat ku acuhkan keberadaannya
Yang begitu mudahnya kusandingkan dengan sebuah nilai harga diri
Kini hatiku mengiyakan jika tak ada yang lebih berharga selain ia
Tak ada tempat teraman selain dari tubuhnya

Kini, biarlah sendu tersimpan rapi dengan semestinya
Berputar dan terus mengintai panjangnya detik perjalanan
Hingga pada akhirnya, toga membawa ku kembali pada Ayah di kampung halaman



Sumber: Tribunnews.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama