Peribahasa Campur Orang Dengan Pemaling, Sekurang-Kurangnya Jadi Pencecak
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Campur orang dengan pemaling, sekurang-kurangnya jadi pencecak”. Artinya: Orang yan…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Campur orang dengan pemaling, sekurang-kurangnya jadi pencecak”. Artinya: Orang yan…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Campak bunga dibalas dengan campak tahi”. Artinya: Suatu kebaikan yang dibalas deng…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Cakap melangit dapur tak berasap”. Artinya: Orang miskin yang bergaya seperti orang…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Cacak seperti lambang tergadai”. Artinya: Perihal seseorang yang sedang terpana. FY…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Cacat-cacat cempedak, cacat-cacat nak hendak”. Artinya: Pura-pura mencela padahal m…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Cadik terkedik, bingung terjual”. Artinya: Orang yang bodoh akan mudah tertipu oran…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Cinta harta api membara”. Artinya: Cinta yang berlandaskan harta kekayaan. Demikian…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Cupak sudah tertegak, suri sudah terkembang”. Artinya: Telah lama adat berdiri tent…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Cupak tegak yang diisi”. Artinya: Mematuhi aturan yang masih berlaku. FYI: Cupak d…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Cupak berkeesaan”. Artinya: Keadilan dalam penegakan hukum baru bisa diperoleh apab…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Cubit paha kanan, paha kiri pun merasa juga”. Artinya: Jika seseorang menyusahkan k…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Cubit paha sendiri dulu, baru cubit paha orang lain”. Artinya: Pikirkan tentang dir…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Coreng arang di muka (dahi)”. Artinya: Mendapat malu besar. FYI: Coreng dalam Kamu…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Corak kain mengikuti kehendak penenunnya”. Artinya: Undang-undang di setiap negeri …
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Condong puar ke uratnya, condong manusia kepada bangsanya”. Artinya: Masing-masing …
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Condong yang akan menimpa”. Artinya: Perbuatan yang mendatangkan celaka. FYI: - Con…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Condong yang akan menongkat, rebah yang akan menegakkan”. Artinya: Pemimpin yang ak…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Condong ditumpil, lemah dianduh”. Artinya: Memberikan pertolongan kepada orang-oran…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Coba-coba menanam mumbang, jika tumbuhan sunting negeri”. Artinya: Kerjakanlah teru…
Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Cium tapak tangan, berbaukah atau tidak?”. Artinya: Lihatlah diri sendiri terlebih …